Tampilkan postingan dengan label Drugs. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Drugs. Tampilkan semua postingan

Minuman Detoks

Bentuknya kayak softdrink. Rasanya…, lumayanlah!
Khasiatnya? Lha ini! Katanya bisa ngeluarin racun ditubuh. Terutama kalo abis minum minuman beralkohol atau nge-drugs.

Mungkin sebenarnya banyak minuman detoks yang beredar. Tapi yang sekarang namanya lagi nge-hype tuh Cuma satu : Jiguja. Minuman dalam kemasan kaleng kecil hijau ini mengklaim dirinya sebagai The Natural Detox Drink. Di kemasan nih minuman ngaku sebagai minuman yang terbuat dari tanaman herbal, dan punya empat fungsi.

1. Memelihara kesehatan fungsi hati
2. Meningkatkan proses detoksifikasi
3. Meningkatkan stamina tubuh
4. Melancarkan pembuangan air seni

Sob! Gara-gara itu semua sekarang Jiguja jadi salah satu minuman yang paling dicari dikalangan anak gaul yang setiap malam minggu suka mabok- mabokan. Mabok karena kebanyakan minum- minuman beralkohol!

Emang bener Jiguja segitu dahsyatnya?
Ternyata nggak begitu juga, menurut hasil penelitian badan POM, salah satu unsur pembuat Jiguja, yaitu Hovenia Dulcis Thunb Extract, memang cukup berperan membuang sisa racun alcohol. Hovenia membuang dengan cara membuat peminumnya sering kencing, sementara menguras lewat air seni, hovenia juga membuang rasa pengaruh alcohol seperti rasa mual dan pusing.

Tapi ini nggak berlaku kalo minum alkoholnya banyak dan sering. Soalnya kan racun alcohol menyebar dimana-mana, sementara Jiguja hanya berperan di sesekitar hati dan seputar kantong kemih doang.

Yang perlu diingat juga Jiguja ini mesti cukup menolong untuk membuang racun alcohol, tapi tidak bisa membuang racun Inex dan kawan-kawannya. Ya karena itu tadi, Jiguja hanya berperan disekitar hati dan seputar kantong kemih. Sementara Inex mayoritasnya menargetkan sasaran ke otak.

Fuiihh! Jadi begitulah ceritanya teman-teman. JIguja emang baik hati, tapi nggak super power. Sehingga kita nggak mungkin menggantungkan diri 100 persen ke Jiguja. (Kid- oest News : dari berbagai sumber).

SUBUTEX : Subtitusi Drugs Baru

Masih inget berita tentang subtitusi metadon??
Sampe sekarang belum semua orang setuju kalo para junkie (pemakai) yang mau lepas dari ketergantungan dibantu dengan cara ini.
Tapi ada yang muncul lagi subtitusi baru namanya : Subutex!

Barangkali kalian belum denger soal Subutex. Tapi di kalangan junkie, barang satu ini makin hari makin sering disebut namanya. Banyak dicari oleh para pemakai putaw dan heroin, sekaligus juga nimbulin kontroversi.

Ya, subutex emang bisa dibilang pendatang baru. Subutex yang fisiknya berbentuk tablet kecil lonjong ini, konon berasal dari keluarga psikotoprika. Yaitu drug yang di buat secara sengaja, dengan bahan zat- zat kimiawi sintetis. Cuma aja beda dengan saodara dahulunya (erimin), subutex nggak dapat didapat buat disalahgunakan. Subutex biasanya dipegang sama dokter- dokter ahli adiksi.
Subutex sebenarnya merek dagang. Isinya hanya buprenorfin. Buprenorfin merupakan zat yang bersifat parsialagonis terhadap putaw dan heroin. Jadi kalo dipake, pemakenya tetap merasakan sensasi seperti mereka memakai putaw atau heroin. Namun didalam tubuhnya sebenarnya buprenorfin ini melawan racun p[utaw dan heroin, sehingga pemakainya pelan –pelan bisa melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap putaw dan jeroin.

Itu dia subutex dimanfaatkan sebagai substitusi disaat para junkie sedang menjalani proses penyembuhan. Selain itu pemakaian subtitusi subutex relative simple dan bersahabat dengan kantong dibandingkan dengan metadon. Tapi meskipun subtitusi subutex memiliki tujuan yang mulia seperti subtitusi metadon, tetap aja ada efek sampingnya. Apalagi kalo bukan soal ketergantungan juga.
Pada hakikatnya kan subutex maupun metadon berusaha menolong junkie melepaskan ketergantungan terhadap putaw dan heroin dengan cara mengalihkan ketergantungan terhadap dirinya. Jadi walaupun ketergantungan tersebut sukses dialihkan, si junkie masih harus berjuang lagi buat melepaskan ketergantungan terhadap subutex dan metadon.

Jadi intinya ini sih namanya perjuangan tiada akhir! Capek kaliii…
Makanya mendingan jangan berhubungan dengan Drugs deh! (Kid – oest News : dari berbagai sumber).

Inhalan dan Inhaler

Suka sama baunya bensin, tinner, spidol, atau bahan bakar korek api?? Atau suka pake obat- obatan inhaler?? Hati- hati!. Bahan- bahan dan obat- obatan ini bisa bikin kecanduan loh.

Soalnya, nyium bau- bauan dari bahan –bahan yang beraroma tajam atau biasa disebut inhalan. Dan make obat –obatan inhaler, sama- sama bawa sensasi enak. Bedanya, kalo obat- obatan inhaler bikin enak karena hidung terasa lebih lega. Tapi kalo inhalan bikin kita ngerasa enak karena efek tinggi yang ditimbulin. Ya, sesaat setelah menghirup uap bensin tinner dan lainnya itu, kita bakal merasa melayang. Ngerasa lebih gembira dan semangat.

Nah, namanya bisa bikin kecanduan, udah pasti nih bahan- bahan dan obat-obatan punya efek yang nggak bagus buat badan.

Menurut situs www.drugabuse.gov , inhalan seperti bensin dan lainnya. Itu bisa melarutkan lemak yang jadi bagian terbesar jaringan otak manusia loh! Kalo sampe kejadian begini, pasti sel- sel otak jadi korslet. Bikin otak jadi berantakan. Akibatnya bisa jadi lemot deh. Susah nginget dan susah nangkep informasi.
Efek lain, menghirup inhalan berkali kali juga bisa menghalangi masuknya oksigen ke jantung. Kerja jantung jadi nggak beraturan, atau malah bisa berhenti selamanya.
Hah?? Koit??!

Padahal kalian tau kan, dihidung tuh banyak rongga- rongga dari kepala yang bermuara. Nah, kalo udara yang masuk nggak bersih, bisa kena infeksi dong. (Kid – oest News : dari berbagai sumber).

Rokok : kecil – kecil bikin tersiksa!

Ada yang bilang rokok itu nggak termasuk golongan drugs. Tapi ada juga yang bilang iya.
Apapun kata orang, yang jelas rokok itu punya sifat kayak drugs, sama- sama bikin addict (ketagihan)!

Barang yang satu ini udah akrab banget sama kita- kita. Bentuknya seperti pipa kecil, kebanyakan berwarna putih walaupun sekarang juga ada yang berwarna cokelat, terus kalo di bakar dan di hisap mengeluarkan asap putih yang (katanya)…. Ah, Rasanya susah di lukiskan dengan kata- kata!.
Menurut kepercayaan yang beredar di lingkungan gaul, barang ini merupakan simbol kejantanan. Maksudnya, cowok tuh nggak pantes di bilang cowok kalo nggak suka sama nih barang. Tapi, seiring perkembangan jaman. Ternyata nih barang juga makin di sukai sama kaum cewek. Apa sebabnya??? Entahlah…

Oke, cukup sampe disitu aja prolog buat mengantarkan kita mengulik tentang barang bernama Rokok. Langsung aja ke pokok persoalannya yaitu tentang kejahatan yang di sembunyikan si Rokok.
Diem- diem rokok yang kelihatan bersahabat itu ternyata jahat banget. Ribuan zat beracun yang ada di dalam tembakau begitu rokok di bakar konon katanya lansung bergotong royong membuat senyawa kimiawi yang menyebabkan kita jadi ketergantungan. Makanya, yang tadinya Cuma buat iseng ngerokok sekarang jadi sebuah rutinitas.
Seperti halnya kasus ketergantungan pada zat lain, ketergantungan pada rokok juga ada tanda- tandanya. Begitu juga kalo kita sedang berusaha menghentikan kebiasaan merokok. Sederet gejala putus zat pun akan kita rasakan. Ini tanda- tanda dengan gejalanya….

Tanda – Tanda Ketagihan Rokok.
1. Suntuk, penat……susah konsentrasi kalo belum ngerokok! Jadi rasanya tuh pikiran mampet gitu.
2. Bibir terasa kering, mulut terasa asem. Ini sebenarnya Cuma sugesti aja. Sugesti yang muncul akibat efek manis yang biasa di tebar oleh Filter Rokok.
3. Jantung berdebar, tekanan darah melesat. Seperti nggak rileks.
4. Panic kalo rokok ketinggalan. Paniknya bisa sampe melebihi rasa panic kalo dompet ketinggalan.


Gejala – Gejala Putus Zat dari Rokok.
1. Sakit kepala, pusing. Katanya sih pusingnya rada aneh. Susah di deskripsikan. Kadang nyut- nyutan sebelah kayak kalo lagi migren.
2. Cemas! Bawaannya nggak tenang aja. Terus kalo sesuatu bener- bener terjadi di luar dugaan, langsung panic sendiri.
3. Mual, kayak orang sakit maag.
4. Seperti orang ngidam, pengen banget ngerokok. Di dalem otak tuh yang di pikirin Cuma rokok melulu. Rasa kepengen ini makin lama bakal makin kenceng, hingga akhirnya bikim kita nggak tahan.

Gejala- gejala putus zat dari rokok ini biasanya akan terasa sangat menyiksa selama 48 jam pertama sejak kita nggak bersentuhan lagi dengan Rokok. Setelah lewat 48 jam, kalo kita bisa tahan buat nggak balik lagi merokok. Gejala – gejala ini akan terus terasa kira- kira selama 6 bulan. Tapi nggak separah 48 jam pertama itu. (kid-oest News : dari berbagai sumber)

Antara Rokok dan Permen Karet !

Suka ngerokok?
Mulai ngerasa nggak nyaman tapi susah berhenti?
Coba deh rajin- rajin ngunyah permen karet!


Waaa, jadi keinget sama lupus lagi nih! Hehehe…tapi bener lho, menurut penelitian bapak –bapak di bagian program kanker fakultas farmasi university of California, san diego, ngunyah permen karet tuh bisa ngebantu perokok addict nyetop kebiasaanya “ mengasapi” paru- parunya.


Ceritanya begini, orang yang ngerokok itu kan ketagihan karena ada nikotin dalam asap rokok. Pasalnya nikotin bakal berefek ke otak sama persis seperti efek kokain, opiate, amfetamin, dan sodara- sodara sejenis. Yaitu menyulut bagian otak bernama nicotinic acetylcholine receptor dan dopamin yang berhubungan dengan rasa senang dan ketagihan. Trus juga akan mempengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab buat merubah- rubah mood dan daya ingat.

Nah, ngunyah permen karet juga punya efek yang kurang lebih sama kayak nicotin. Cuma yang ini efeknya nggak langsung ke otak, melainkan ke soal psikologis duluan.
Nggak percaya??

Coba deh lo kunyah permen karet dan resapi saat- saat lo mengunyah itu. Setiap kali mulut bergerak turun- naik bakal ada sensasi rasa enak yang terasa. Sensasi rasa enak ini bikin yang ngunyah permen karet jadi seneng dan pengen ngunyah terus (jadi ketagihan kecil- kecilan lah) makanya kalo di perhatiin, orang yang makan permen karet itu rata- rata nggak bakal berhenti ngunyah sebelum permen karet yang di belinya tandas!

Selain urusan kunyah – mengunyah itu, sensasi rasa enak juga bisa di dapat dari rasa manis permen karet. Filter rokok begitu nempel di bibir dan ujung lidah kan rasanya manis. Rasa manis filter itu konon juga bikin perokok jadi ketagihan. Hubungannya sama permen karet, rasa permen karet begitu nempel di lidah beda- beda tipis sama rasa manis filter rokok, bro. manis – manis semeriwing gitu deh. Jadi bisa di jadiin subtitusi alias pengganti filter!

Kalo secara fisik (jiah!! Kayak dokter aja nih bahasanya!) rasa manis permen karet emang berpengaruh juga sama mood. Gula dari permen karet biar dikit tetap ikut andil nambahin kadar gula dalam tubuh. Sementara itu kan ada teori yang bilang kalo kadar gula dalam cukup banyak (tapi nggak berlebihan), mood relative bakal jadi lebih stabil.
Kesimpulannya, lupain rokok, trus rame- rame jadi lupus aja. Gimana??