Siapa bilang bikin bioskop rumah mahal?
Tak perlu tukang, tak perlu bobol uang tabungan.
Simpan saja uang jajan.
Simsalabim….bioskop itu pindah kekamar.
Pilih mana, beli DVD seharga 500 ribu rupiah atau paket home theatre atau home cinema sebandrol 1,5 juta perak? Ya, DVD player lah kan lebih murah.
Jawaban kayak gini bisa ditebak. Yang bilang pasti yang baru mau “pindah” dari VCD player ke DVD player. Emang sih, sekarang dengan gopek aja, kita uda bisa memborong pemutar Digital Versatile Disc. Sejumlah merk papan tengah memancang harga antara 500 hingga 700 ribu rupiah. Sebutlah Mitochiba atau Shinco. Bahkan Samsung yang penjualan produk audio video nya tahun lalu melonjak edan-edanan, juga memasang tarif 700 ribu untuk seri E235.
Namun, jika kita tergolong yang tak puas dengan suara film yang dihasilkan oleh speaker televise yang memang terbatas (bahkan banyak yang masih mono), tentu akan menerima tawaran home theatre seharga 1,5 juta tersebut.
Tentu aja, angka yang ditawarkan diatas bukan asal ngomong. Sebab, harga sebuah paket home theatre in a box (satu paket komplit) yang dulunya dijual seharga 4 sampai 5 juta ke atas, kini udah ada yang ditawarkan dengan 1,5 juta.
Nggak percaya? Coba sekali-kali tengok ke supermarket atau waralaba yang berstatus hyper, taruhan pasti ada tawaran menarik seputar harga paket bioskop rumah. Sebagai contoh produk keluaran Akira (bukan Akari), harganya bahkan tak sampai 1,5 juta,Cuma sekitar Rp 1.450.000,-
Shinco yang belakangan juga mencuri perhatian dengan produk audio-video murah, malah menawarkan sebuah paket price sebesar “Cuma” Rp 1.269.000,- lebih miring kan?
Shinco dengan seri DVA-2610 ini berisi satu buah main unit yang berfungsi sebagai pemutar VCD, DVD, CD, juga MP3. Biar lebih gres ditambah pula tuner gelombang AM dan FM. Paket ini juga dilengkapi oleh lima biji speaker satelit dan satu bji subwoofer. Hasilnya pasti lebih menggelegar.
“Pasukan” Home Theatre in a Box
Pada intinya, sebuah home theatre terdiri atas tiga bagian (selain televisi dan proyektor). Pertama adalah bagian player. Kedua, processor atau amplifier untuk mengolah sinyal suara digital. Kedua bagian ini biasanya sudah menjadi satu atau biasa di juluki main unit. Ketiga, adalah komponen penghasil suara alias speaker.
Tapi kalo mau dibedah dalem lagi, biasanya terdiri atas :
Disk player
Namanya juga pemutar piringan, tentu standarnya adalah untuk memutar DVD, SVCD (super VCD), VCD, CD dan MP3. Bisa juga untuk memutar DVD-RW atau CD-R. standar lain yang sudah tersedia adalah photo viewer untuk melihat gambar atau foto berformat JPEG. Cek juga system yang dipakai biasanya PAL atau NTSC.
Tuner
Radio pun kompatibel didalamnya dengan pilihan modulasi AM dan FM. Jika kita penggemar beberapa stasiun radio, kita bisa menyimpan (preset), sehingga tak perlu tuning lagi. Selain itu biasanya juga tersedia antenna internal untuk menangkap gelombang.
Processor
Standarisasi yang dipakai adalah surround. Dibagian ini sinyal suara digital diolah untuk menghasilkan kualitas suara berstandar bioskop seperti Dolby Digital dan surround 5.1.
Amplifier
Amplifier digunakan untuk penguatan suara. Power output yang dihasilkan biasanya terdiri dari dua mode. Pertama mode stereo, kedua mode surround.
Terminal
Yang dimaksud tentu bukan kampung rambutan, namun, sebuah panel berisi soket atau colokan yang dipakai untuk menghubungkan kebagian lain, seperti output speaker, output audio, atau juga ke earphone.
System speaker
Menu surround setidaknya diperkuat oleh lima buah apeaker. Masing-masing adalah dua buah speaker depan, dua buah speaker belakang, dan satu buah speaker pusat. Selain itu diperkuat juga oleh satu buah subwoofer. Empat speaker (depan dan belakang) adalah menghasilkan suara sehingga menguasai satu ruangan. Sementara speaker pusat (tengah) untuk menghasilkan suara dengan frekuensi tinggi, misalnya pembicaraan orang. Sedang subwoofer berguna menghasilkan suara dengan frekuensi rendah.
Remote Control
Seperti halnya remote control biasanya digunakan untuk menu-menu tang tersedia, baik di main unit maupun menu yang tampil dilayar (on screen display) dari jarak jauh.
Meng-organisasi Home Theatre
Paling sip mengatur (atau meng-organisasi home theatre) diruangan yang berbentuk kotak. Misalnya kamar kita 3x3 meter, mudah saja meletakan “pasukan” bioskop rumah ini. Intinya, semua speaker mengarah kesatu titik dimana kita duduk. Caranya :
Bila Televisi di tengah
· Posisi speaker depan disamping televise atau dipojok sejajar televise.
· Posisi speaker pusat/tengah di bawah televise. Jika nggak mungkin ditaruh di atas televisi.
· Posisi speaker belakang di pojok belakang.
· Posisi subwoofer bisa dimana saja. Misalnya disamping.
Bila Televisi di pojok
· Posisi speaker depan disamping televise.
· Posisi speaker pusat/tengah dibawah atau diatas televisi.
· Posisi speaker disamping tempat tidur.
· Posisi subwoofer bisa dimana saja. Misalnya disamping.
Tips membeli Home Theatre
· Pilih home theatre in a box (5.1 channel) yang dilengkapi dengan pemutar VCD,DVD,MP3.
· Ada fitur radio tuner FM juga disarankan.
· Cek suara yang dihasilkan. Apakah berstandar Dolby Digital dan DTS 5.1 sourround sound, serta THX? Berapa besar output suara yang dihasilkan?.
· Cek bentuk speaker, jika kecil berarti kita membutuhkan dudukan speaker. Speaker yang berbentuk satelit atau yangt telah memiliki floor stand sangat memudahkan kita saat memasang home theatre.
Tak perlu tukang, tak perlu bobol uang tabungan.
Simpan saja uang jajan.
Simsalabim….bioskop itu pindah kekamar.
Pilih mana, beli DVD seharga 500 ribu rupiah atau paket home theatre atau home cinema sebandrol 1,5 juta perak? Ya, DVD player lah kan lebih murah.
Jawaban kayak gini bisa ditebak. Yang bilang pasti yang baru mau “pindah” dari VCD player ke DVD player. Emang sih, sekarang dengan gopek aja, kita uda bisa memborong pemutar Digital Versatile Disc. Sejumlah merk papan tengah memancang harga antara 500 hingga 700 ribu rupiah. Sebutlah Mitochiba atau Shinco. Bahkan Samsung yang penjualan produk audio video nya tahun lalu melonjak edan-edanan, juga memasang tarif 700 ribu untuk seri E235.
Namun, jika kita tergolong yang tak puas dengan suara film yang dihasilkan oleh speaker televise yang memang terbatas (bahkan banyak yang masih mono), tentu akan menerima tawaran home theatre seharga 1,5 juta tersebut.
Tentu aja, angka yang ditawarkan diatas bukan asal ngomong. Sebab, harga sebuah paket home theatre in a box (satu paket komplit) yang dulunya dijual seharga 4 sampai 5 juta ke atas, kini udah ada yang ditawarkan dengan 1,5 juta.
Nggak percaya? Coba sekali-kali tengok ke supermarket atau waralaba yang berstatus hyper, taruhan pasti ada tawaran menarik seputar harga paket bioskop rumah. Sebagai contoh produk keluaran Akira (bukan Akari), harganya bahkan tak sampai 1,5 juta,Cuma sekitar Rp 1.450.000,-
Shinco yang belakangan juga mencuri perhatian dengan produk audio-video murah, malah menawarkan sebuah paket price sebesar “Cuma” Rp 1.269.000,- lebih miring kan?
Shinco dengan seri DVA-2610 ini berisi satu buah main unit yang berfungsi sebagai pemutar VCD, DVD, CD, juga MP3. Biar lebih gres ditambah pula tuner gelombang AM dan FM. Paket ini juga dilengkapi oleh lima biji speaker satelit dan satu bji subwoofer. Hasilnya pasti lebih menggelegar.
“Pasukan” Home Theatre in a Box
Pada intinya, sebuah home theatre terdiri atas tiga bagian (selain televisi dan proyektor). Pertama adalah bagian player. Kedua, processor atau amplifier untuk mengolah sinyal suara digital. Kedua bagian ini biasanya sudah menjadi satu atau biasa di juluki main unit. Ketiga, adalah komponen penghasil suara alias speaker.
Tapi kalo mau dibedah dalem lagi, biasanya terdiri atas :
Disk player
Namanya juga pemutar piringan, tentu standarnya adalah untuk memutar DVD, SVCD (super VCD), VCD, CD dan MP3. Bisa juga untuk memutar DVD-RW atau CD-R. standar lain yang sudah tersedia adalah photo viewer untuk melihat gambar atau foto berformat JPEG. Cek juga system yang dipakai biasanya PAL atau NTSC.
Tuner
Radio pun kompatibel didalamnya dengan pilihan modulasi AM dan FM. Jika kita penggemar beberapa stasiun radio, kita bisa menyimpan (preset), sehingga tak perlu tuning lagi. Selain itu biasanya juga tersedia antenna internal untuk menangkap gelombang.
Processor
Standarisasi yang dipakai adalah surround. Dibagian ini sinyal suara digital diolah untuk menghasilkan kualitas suara berstandar bioskop seperti Dolby Digital dan surround 5.1.
Amplifier
Amplifier digunakan untuk penguatan suara. Power output yang dihasilkan biasanya terdiri dari dua mode. Pertama mode stereo, kedua mode surround.
Terminal
Yang dimaksud tentu bukan kampung rambutan, namun, sebuah panel berisi soket atau colokan yang dipakai untuk menghubungkan kebagian lain, seperti output speaker, output audio, atau juga ke earphone.
System speaker
Menu surround setidaknya diperkuat oleh lima buah apeaker. Masing-masing adalah dua buah speaker depan, dua buah speaker belakang, dan satu buah speaker pusat. Selain itu diperkuat juga oleh satu buah subwoofer. Empat speaker (depan dan belakang) adalah menghasilkan suara sehingga menguasai satu ruangan. Sementara speaker pusat (tengah) untuk menghasilkan suara dengan frekuensi tinggi, misalnya pembicaraan orang. Sedang subwoofer berguna menghasilkan suara dengan frekuensi rendah.
Remote Control
Seperti halnya remote control biasanya digunakan untuk menu-menu tang tersedia, baik di main unit maupun menu yang tampil dilayar (on screen display) dari jarak jauh.
Meng-organisasi Home Theatre
Paling sip mengatur (atau meng-organisasi home theatre) diruangan yang berbentuk kotak. Misalnya kamar kita 3x3 meter, mudah saja meletakan “pasukan” bioskop rumah ini. Intinya, semua speaker mengarah kesatu titik dimana kita duduk. Caranya :
Bila Televisi di tengah
· Posisi speaker depan disamping televise atau dipojok sejajar televise.
· Posisi speaker pusat/tengah di bawah televise. Jika nggak mungkin ditaruh di atas televisi.
· Posisi speaker belakang di pojok belakang.
· Posisi subwoofer bisa dimana saja. Misalnya disamping.
Bila Televisi di pojok
· Posisi speaker depan disamping televise.
· Posisi speaker pusat/tengah dibawah atau diatas televisi.
· Posisi speaker disamping tempat tidur.
· Posisi subwoofer bisa dimana saja. Misalnya disamping.
Tips membeli Home Theatre
· Pilih home theatre in a box (5.1 channel) yang dilengkapi dengan pemutar VCD,DVD,MP3.
· Ada fitur radio tuner FM juga disarankan.
· Cek suara yang dihasilkan. Apakah berstandar Dolby Digital dan DTS 5.1 sourround sound, serta THX? Berapa besar output suara yang dihasilkan?.
· Cek bentuk speaker, jika kecil berarti kita membutuhkan dudukan speaker. Speaker yang berbentuk satelit atau yangt telah memiliki floor stand sangat memudahkan kita saat memasang home theatre.