100 Kata Baku dan Tidak Baku Indonesia

Kata Baku

Kata Tidak Baku

aktif

aktip, aktive

Alquran

Al-Quran, Al-Qur'an, Al Qur'an

amfibi

amphibi

analisis

analisa

apotek

apotik

asas

azas

asasi

azasi

atlet

atlit

atmosfer

Atmosfir, atmosphere

azan

adzan

cabai

cabe, cabay

daftar

daptar

dekret

dekrit

detail

detil

doa

do’a

efektif

efektip, efektive, epektip, epektif

efektivitas

efektifitas

eksem

eksim, exim

ekstrem

ekstrim, extrim

elite

elit

e-mail

email, imel

faksimile

faksimili, faksimil

Februari

Pebruari, February

foto

photo

fotokopi

foto copy, photo copy, photo kopi

hakikat

hakekat

hipotesis

hipotesa

ijazah

ijasah, izajah

izin

ijin

jadwal

jadual

Jumat

Jum’at

karena

karna

karisma

kharisma

karismatik

kharismatik

kategori

katagori

khotbah

khutbah

komplet

komplit, kumplit

konkret

kongkret, kongkrit, konkrit

kreatif

kreatip, kreative

kreativitas

kreatifitas

kredit

kridit

kualitas

kwalitas, kwalitet

kuantitas

kwantitas

kuitansi

kwitansi

kuota

kwota

laknat

la’nat

lembap

lembab

lubang

lobang

maaf

ma’af

makhluk

mahluk

masyhur

mashur

muazin

muadzin

mukjizat

mu’jizat

napas

nafas

nasihat

nasehat

negeri

negri

nikmat

ni’mat

november

nopember

objek

obyek

pasif

pasip, pasive, fasip

penasihat

penasehat

petai

pete, petay

proklamasi

proklamir

provinsi

propinsi, profinsi

proyek

projek, project

rakaat

raka’at

rezim

rejim

risiko

resiko

rizki

rezeki, rejeki, riski, rizqi

rubuh

roboh

sintesis

sintesa

sistem

sistim, system

stroberi

strawberi, strawbery

subjek

subyek

surga

syurga, sorga

saraf

syaraf, sarap

takwa

taqwa

taoge

tauge, toge

teknik

tehnik, tekhnik

teknologi

tekhnologi, tehnologi

teladan

tauladan

telepon

telpon, telfon, telefon, telephone

telur

telor

tobat

taubat

ubah

rubah, robah

ustaz

ustadz, ustad

ustazah

ustadzah

zaman

jaman

zikir

dzikir

zuhur

dzuhur, dhuhur, zhuhur

kreativ

kreati

produktifitas

produktivitas

produktiv

produktif

sportiv

sportif

ramadhan

ramadan

kongkrit

konkret

sentausa

sentosa

trotoar

trotoir

nomer

nomor

do'a

doa

gubug

gubuk

Merah Darahku, Putih Tulangku!

Kalian lahir di mana?
Di Indonesia!
Kalian Besar di mana?
Di Indonesia!
Kalian Tinggal di mana?
Di Indonesia!
Kalian orang mana?
ORANG INDONESIA!

Waaa, nggak terasa sudah melewati hari “jadi” Indonesia. tanggal 17 agustus Kemarin Indonesia genap berusia 65 tahun, Bendera Merah Putih ramai di kibarkan dimana- mana.
Apa yang terpikirkan kalau kita sedang berada pada saat- saat seperti ini? Apakah ditengah semua kesibukan tersebut, di hati kita memang masih muncul rasa gembira luar biasa menyambut Ultah tanah air tercinta? Atau, upacara akbar bulan agustus kemarin Cuma sekedar seremonial tanpa arti buat kita, atau mungkin karena rasa nasionalisme kita yang makin hilang??
Upss, Jangaaaan dong…! Jangan biarkan rasa nasionalisme kita hilang, Sob!. Karena diseluruh permukaan bumi, Indonesia Cuma satu. Dan, Indonesia Cuma milik kita!

Terus, agar rasa nasionalisme kita nggak akan pernah hilang, gimana kalo sekarang kita bangkitkan lagi rasa nasionalisme itu?? Setuju??

Hhmm, begini, Indonesia kan terkenal mempunyai beragam jenis kebudayaan dan banyaknya bahasa daerah. Jumlahnya mungkin ratusan. Tapi dengan adanya semua itu, kita Cuma mempunyai satu bahasa pokok yang Nasional, “Bahasa Indonesia”. masyarakat Indonesia yang tinggal dari sabang sampai merauke pasti kenal betul dengan Bahasa Indonesia.
Terus, peran Bahasa Indonesia sendiri sampai sekarang penting nggak??
Yups, Sob! Kalau kalian bertanya begitu, saya jawab : Pastilah penting banget sampai sekarang. Belajarlah bahasa Indonesia dengan benar. kenapa begitu? Karena dengan satu hal itu saja kita dapat berkomunikasi dengan seluruh masyarakat Republik Indonesia dari ujung sabang sampai merauke tanpa adanya hambatan dalam komunikasi. Hal ini juga yang menjadi salah satu pelopor bagaimana cara membangkitkan rasa nasionalisme kita.

Sedikit cerita, beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar banyak banget berita negative tentang negeri ini. Entah itu soal pelecehan HAM, soal korupsi gila- gilaan yang dilakukan sama pejabat Negara dan masih banyak lagi berita jelek lain yang nggak enak didengar kuping.
Sempat juga hati bertanya- tanya, apalagi yang bisa dibanggain sama kita, anak- anak Indonesia. mulai deh pikiran saya menerawang. Mencari- cari, hal yang masih bisa dibanggain sama anak- anak Indonesia.

Dulu, waktu belajar PPKN dan Bahasa Indonesia, selalu ditanamin kalau kita adalah bangsa yang ramah, sopan santun dalam perkataan. Yang murah senyum dan tidak suka ribut. Mengaku juga kalau kita adalah bangsa yang bisa rukun, saling menghormati dalam bermasyarakat.
Tapi, baru- baru ini, ada kabar nggak sedap datang dari Kalimantan Timur di Tarakan tepatnya. ada keributan masyarakat disana penyebabnya sih karena berbeda paham saja. Wahh, kalo begini, apa yang diajarkan guru PPKN dan Bahasa Indonesia kita dulu sudah berubah. Tanpa disadari, kita malah jadi bangsa yang suka ribut sendiri. Malu- maluin, sob!

Sempet berfikir juga, apa benar udah nggak ada lagi nilai- nilai mulia dalam bangsa ini??
Lagi sibuk mikirin jawaban pertanyaan ini, tiba –tiba terlintas memoriam 4 tahun yang lalu. Dikota Yogya sana (flashback sedikit), gempa 5,9 skala Righter meluluh lantahkan beberapa desa. Ribuan bangunan hancur. Ribuan orang tewas jadi korban. Berita ini membuat hati tergerak untuk membantu saudara kita yang kesusahan disana. Ternyata, selain saya, banyak banget teman- teman kita yang berfikir sama. Dari seluruh penjuru tanah air, bahkan mereka ada juga yang langsung terbang ke Yogya untuk memberi bantuan. Entah berupa uang, obat- obatan atau menyumbang tenaga.

Jujur, hati gw terketuk, sob! Ternyata, sejelek- jeleknya sifat orang disini, masih banyak yang punya hati. Mau berkorban waktu dan tenaga untuk menolong saudara- saudaranya yang kesusahan. Ada juga yang rela berpanas- panasan di tengah jalan demi ngumpulin dana sekedarnya buat saudara- saudara kita di Yogya. Mereka Cuma punya satu tujuan : mengumpulkan dana buat membangun kembali Kota Yogyakarta tercinta.
Diluar sana, masih banyak banget rekan –rekan yang punya niat semulia mereka, bahkan lebih. Artinya, masih banyak orang Indonesia yang punya hati dan mau berkorban demi kesejahteraan saudaranya yang sedang terpuruk dalam penderitaan. Dan saat –saat seperti ini nggak terasa jiwa Nasionalisme kita bangkit lagi.

Hmm! Kalo begini caranya, sampai kapan pun gw akan selalu bangga jadi orang Indonesia. (Kid-oest News).