Autis Itu Apa Sih?

Jangan sembarangan nuduh temen autis kalo nggak tahu apa itu autisme. Makanya, baca dulu tulisan ini...

Alkisah, pada tahun 1983, seorang doktor psikiatri bernama Hans Asperger yang dikenal sebagai penemu Asperger’s Syndrome melakukan penelitian terhadap empat bocah yang kelakuannya aneh. Mereka tuh lack of emphaty, cuek banget kalo diajak ngomong (kayak nggak dengar gitu deh!), suka mengeluarkan bunyi-bunyian ajaib yang nggak bisa dimengerti apa maksudnya oleh orang lain, dan kerap mengulang-ulang sebuah gerakan.

“Tapi, anak-anak ini juga jenius,” ujar Pak Asperger. “Mereka sangat cepat menyerap berbagai informasi yang berhubungan dengan sesuatu yang mereka sukai. Contoh, suka pada pesawat terbang. Seluk beluk pesawat terbang pasti tau dengan detail. Makanya, saya senang menyebut mereka sebagai little professor!”

Walau istilah autis dalam terminologi modern pertama kali diperkenalkan oleh Pak Asperger, tapi autis itu sendiri konon udah ditemukan sejak lama, jauh sebelum istilah autis dibuat. Bukti akan hal ini antara lain bisa diliat dari tulisan Martin Luther (seorang rohaniawan Jerman yang hidup antara tahun 1483 – 1546), yang berjudul Table Talk. Di situ Pak Luther nyeritain tentang seorang anak berumur 12 tahun yang memperlihatkan gejala-gejala autis. Cuma aja, karena Pak Luther belum tau penjelasan ilmiah tentang gejala-gejala autis, dia menyangka kalo tuh anak.... Soulless mass of flesh possessed by the devil! Hehehe….

Lama setelah kepergian Pak Luther, pada tahun 1910 baru ada seorang psikiater asal Swiss yang mengulik soal ini. Psikiater bernama Eugen Bleuler itu menyimpulkan bahwa gejala-gejala tersebut merujuk pada gangguan psikologis: schizophrenia (baca: gila). Pak Bleuler lalu menamai gejala-gejala itu dengan autismus, yang diambil dari kata dari bahasa Yunani: autos (yang berarti self).

Nah, abis Pak Bleuler, muncul Pak Asperger tadi! Pak Asperger yang kala itu merupakan salah satu psikiter di Vienna University Hospital mengadaptasi terminologi autismus versi Pak Bleuler jadi autistic psychopathy (autism = self, psychopathy = personality disease). Cuma dalam perjalanan penelitiannya, Pak Asperger mendapati kalo penderita autis itu nggak gila! Mereka hanya mengalami gangguan perkembangan sel-sel saraf otak yang menyebabkan kelakuannya jadi aneh bin ajaib gitu.

Jadi, Autis Itu Apa?
Autis adalah.... A spectrum of neurodevelopment condition! It’s a part of brain developmental disorder. – (definisi dari Autism Research Center, USA). Simpelnya, seseorang dikatakan menderita autis karena mengalami gangguan perkembangan sel-sel saraf otak yang menyebabkan dia jadi nggak bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, bahkan dengan orang-orang terdekatnya sekali pun seperti bokap-nyokap serta saudara-saudara kandungnya. Si penderita seolah hidup dalam dunia sendiri dan nggak peduli sama sekali dengan sekeliling!

Kapan tepatnya gangguan itu mulai bercokol? Entahlah.... Yang jelas pada umumnya gejala-gejalanya udah bisa keliatan sebelum penderitanya berumur tiga tahun. Meski, nggak sedikit juga yang baru ketauan setelah penderitanya duduk di bangku TK atau malah SD tahun-tahun awal.

Apa Penyebab Autis?

Susah tuh ngejawabnya! Soalnya, sampe sekarang para ahli belum juga satu suara kalo ngejelasin tentang penyebab autis. Ada ahli yang bilang faktor genetis berperan besar dalam menyebabkan seseorang menderita autis. Sedangkan ahli lain mengklaim autis sebagai cacat bawaan lahir akibat bercokolnya sebuah atau beberapa buah “agent” (contoh: zat beracun dari obat-obatan yang tertransfer dari tubuh bokap-nyokap ke jabang bayi).

Terus, ada lagi ahli yang “nyalahin” vaksin-vaksin yang diberikan pada bayi, terutama vaksin Hepatitis B! Katanya sih, vaksin Hepatitis B yang termasuk dalam MMR (Mumps, Measles, dan Rubella ) mengandung zat pengawet bernama thimerosal, yang terdiri dari etilmerkuri, yang menjadi penyebab utama autis.

Mana yang paling bisa dipercaya? Tau, aaah....

Gejala-Gejala Autis

1. Nggak bisa membentuk relationship dengan siapapun.

2. Selalu menghindari kontak mata dengan orang lain. Entah itu karena nggak suka, atau emang nggak bisa.

3. Nggak bisa diajak komunikasi dua arah.

4. Kalopun ngomong, bahasa yang dipake oleh penderita autis tuh bahasa “Tarzan”! Nggak ada seorang pun yang ngerti kecuali dia sendiri.

5. Lebih tertarik pada benda mati daripada manusia atau mahluk hidup lainnya. Tapi, benda mati yang disukainya biasanya juga cuma satu. Pokoknya, ke mana-mana itu aja yang dia mainin!

6. Repetitive behavior! Misalnya, suka banget melakukan gerakan berputar-putar seperti gasing. Nanti kalo dilarang, dia bakal ngamuk-ngamuk, bos! Dan kalo udah ngamuk, kalo nggak menyerang orang lain, penderita autis akan menyakiti dirinya sendiri. (Kid-oest, dari berbagai sumber)

Mitos dan Fakta Seputar Situs Pertemanan

Facebook, Tagged, Twitter, Friendster, Plurk... Situs pertemanan emang nggak ada matinya. Tapi tau nggak sih, ada beberapa mitos dan fakta penting yang perlu kamu tahu tentang jejaring sosial ini?


Selain menambah teman, jejaring sosial macam Friendster, Facebook, Twitter, dan Plurk ternyata ada mitos dan fakta-fakta dibelakangnya loh. Nggak percaya? Ini nih beberapa diantaranya.


MITOS!
Rebuilding Human
Apa tuh? Yap, membangun kembali kemanusiaan. Maksudnya adalah bahwa dengan menggunakan situs pertemanan itu pun kita bisa berhubungan dengan manusia lain tanpa tatap muka langsung. Padahal, untuk merasakan diri kita sebagai manusia pun nggak hanya dengan bermodalkan itu aja. So, jangan pernah merasa bangga kalo bisa eksis di situs pertemanan. Karena, apa yang ada di dunia maya itu belum tentu bisa memanusiakan kita seutuhnya. bener ga?!


Hapus Akun, Hak Milik Buat Situs

Pernah dengar ketentuan baru keluaran Facebook mengenai penghapusan akun? Begini, normalnya jika kita menghapus akun kita dari situs itu, otomatis seluruh isi akun nggak akan terdeteksi lagi dong. Namun, ketentuan lain mengenai hal ini adalah, akun yang terhapus pun bisa sepenuhnya jadi milik situs pertemanan yang terkait dan dapat dipergunakan dalam hal apapun. Padahal, nggak sepenuhnya informasi itu bisa dipake sembarangan. Harus ada persetujuan langsung dari pemiliknya. Jadi, nggak usah takut kalo kita mau mengundurkan diri dari situs tersebut, yaa?


Satu Subur, Yang Lain Kabur

Weits, kata siapa kalo Facebook lagi tenar, trus yang lainnya terasa ketinggalan jaman? Intinya, setiap situs pertemanan itu memiliki kelebihannya masing-masing. Terbukti, ada banyak anak pun yang nggak punya akun FB tapi punya yang lain. Untuk mereka yang praktis, biasanya pake Twitter buat ngasih keadaan mereka tiap detiknya. Untuk kita yang hobi bermusik pun, mereka lebih memilih MySpace sebagai sarana utama buat memperkenalkan lagu-lagu mereka ketimbang FB. Jadi, salah besar kalo nggak punya FB nggak gaul! deal??


FAKTA!

Bisa Buat Cari Duit

Bener banget tuh! Yang namanya situs pertemanan bisa aja jadi sarana buat kita mencari duit. Layaknya kalo berdagang di dunia nyata, kita juga bisa berpromosi ria gratis selama masih sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mulai dari jualan perintilan macam tas, buku komik, makanan, sampe jualan mobil bekas pun bisa dilakuin di situs pertemanan lho. Makin banyak teman yang kita punya, makin banyak kemungkinan yang bisa dipromosiin sama mereka. Mulai tertarik berbisnis di dunia maya? Coba aja!


Jangan Porno. Ini beneran!

Yoi, mau itu tulisan, gambar atau hal apapun yang berbau porno, beberapa situs pertemanan macam facebook dengan sigap bakalan ngasih peringatan buat kita. Entah itu berupa tertulis maupun secara langsung dengan menghilangkan konten porno tersebut. Masih nggak percaya? Coba aja di tes langsung, mulai dari memposting tulisan berbau porno, atau mau pamer foto-foto syur. Nggak dalam hitungan hari pun, situs pertemanan macam facebook bakalan menghapus langsung dari akun kita. Jadi, jangan macam-macam yah!


Jejaring Versi Indonesia


Ini nih fakta yang wajib diketahui sama kita-kita. Ternyata, Indonesia juga nggak mau ketinggalan untuk ikut bikin situs pertemanan lho. Mau tau apa aja yang udah beredar di pasaran? Oke, mulai dari temanster, kombes, fupei, sampe digli pun bisa dicoba. Kali aja bisa ikutan turut andil mencintai produk dalam negeri. Siapa lagi yang mau doyan produk negeri sendiri kalo bukan kita, iya nggak Bro?