Jajan itu adalah pekerjaan yang menyenangkan. Terutama buat kita dan juga anak –anak sekolahan. Setiap kali bel istirahat berbunyi, otak kita langsung melayang ke kantin. Mikirin jajanan yang bakal kita makan diwaktu istirahat. Setiap bel istirahat berbunyi, yang langsung kepikiran adalah menentukan lokasi yang seru buat melepas lapar. Ya kan?
“enakan mana ya, makan somay dikantin depan atau malah makan nasi rames dikantin belakang? Makan bakso didepan atau makan ketoprak di pager belakang?” gitu kira- kira kata otak (perut?) kita.
Dan kita nggak sendirian. Diluar sana ada ribuan atau malah jutaan pelajar yang punya pikiran sama dengan kita saat tiba waktu istirahat.
Tapi sob, dulu muncul berita yang rada nyeremin. Buat kita penggemar jajan , konon ada beberapa juragan bakso yang mencampurkan boraks dalam adonan baksonya. Kononnya lagi, ada juga beberapa pedagang mie yang sibuk make formalin buat ngawetin mie bikinannya. Kabar ini jelas bikin beberapa kita ngeri berat. Takutnya, bahan –bahan itu ikut tercerna dalam tubuh.
Udah ah, nggak usah takut! Pemerintah kan udah mencanangkan gerakan makan mie bakso. Artinya, mereka berpendapat kalo nggak semua mie dan bakso mengandung boraks dan formalin. Meski urusan formalin ini mulai tertangani, kasus ini cukup berhasil membangkitkan sebuat pertannyaan besar zat- zat apa aja sih yang ada didalam jajanan- jajanan yang biasa kita telen?
Kalo kalian termasuk yang peduli banget sama kesehatan bodi, nah, control lah makanan kalian mulai dari sekarang biar makin sehat.
Pernah denger pepatah luar yang berbunyi : your are what you eat? Pepatah ini sama sekali nggak salah. Makanan. Makanan memang mencerminkan pribadi seseorang. Apa jadinya kita, kalo yang kita makan sehari- hari adalah sampah. Nggak banget, kan? Terus, tunggu apalagi?